banner

Pahlawan Devisa Pulang Kampung

Krisis global yang melanda kini mulai memengaruhi kepada sector tenaga kerja Indonesia yang ada di luar negeri. Negara-negara tujuan yang terkena dampak krisis ini mulai memulangkan tenaga kerja asing yang bekerja di negara mereka, termasuk tenaga kerja dari Indonesia. Malaysia, salah satu negara yang terkena dampak krisis ini bersiap memulangkan TKI kita dengan akumulasi hampir 100.000 jiwa. Hal ini tentu akan menambah pekerjaan di rumah sendiri. Setelah sebelumnya angka pengangguran yang cukup tinggi, kini di tambah TKI yang di pulangkan. Lalu mampukah pemerintah menanggulangi masalah ini?

Beberapa solusi lama kembali dimunculkan diantaranya adalah program transimgrasi, dimana dilakukan pemerataan penduduk terhadap wilayah-wilayah yang kosong untuk dapat digarap menjadi lahan penghidupan bagi mereka. Seperti kita ketahui bahwa sebenarnya masih banyak lahan-lahan kosong yang bias digunakan sebagai lahan transmigrasi, diantaranya beberapa daerah di Sumatera. Namun yang menjadi permasalahan selama ini pada program transmigrasi yang telah berjalan sebelumnya adalah bahwa ternyata petani kesulitan untuk menjual hasil pertaniannya karena adanya permainan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini terjadi karena memang selama ini tidak pernah ada jaminan dari pemerintah dalam kebijakan penjualan hasil pertanian. Maka tidak heran bila kita mendengar orang-orang yang mengikuti program transmigrasi ini kembali ke daerah asal karena tidak berhasilnya program transmigrasi yang mereka jalankan. Sebenarnya ada banyak cara untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Sumber daya yang melimpah ruah ini sudah tidak di ragukan lagi oleh seluruh masyarakat dunia. Mulai dari sector darat, air tawar, air laut, semuanya dapat diolah menjadi suatu mata pencaharian bila kita benar-benar konsisten untuk melaksanakannya. Namun tentu saja kemelimpahan ini tidak bisa di kelola tanpa suatu manajemen yang baik dan kuat. Sumber daya (masyarakat) yang ada perlu didukung oleh sarana prasarana serta integrasi system yang menyeluruh terhadap apa yang akan di kelola. Pemerintah tidak bisa lepas tangan dalam hal ini. Saat ini kinerja pemerintah harus benar-benar ditunjukkan, dimana masing-masing bidang harus berperan aktif dalam mengelola masyarakat (terutama masyarakat kecil). Pemerintah di minta tidak hanya mengurusi kepentingan masyarakat atas (yang bisa memberikan feed back untuk suatu kepentingan tertentu). Menteri tenaga kerja, menteri sumber daya, menteri pertanian, menteri kehutanan, serta menteri-menteri lainnya harus bekerja keras dalam mengatur serta menciptakan ide-ide brilian untuk dapat memberdayakan sektor-sektor yang dibidangi. Sektor pertanian harus bias menciptakan produk pertanian yang bias diunggulkan dari kuantitas dan kualitas dengan berbagai tantangan yang ada, mulai dari hama, sampai banjir yang membuat rusak tanaman (tentu belajar dari kondisi ini untuk dapat mulai menyiasati bagaimana menemukan pola tanam dengan memperhatikan kondisi cuaca yang tak menentu seperti saat ini). Sektor kelautan, dengan sumber daya elautan yang melimpah, dari sabang hingga merauke yang ternyata dengan keberlimpahan tersebut tidak dapat mendapatkan optimalisasi hasil yang diinginkan. Beragam jenis ikan, terumbu karang, serta sumber daya laut lainnya yang belum bias di explore dengan baik dengan beragam alasan pendukung yang memperjelas ketidakmampuan pemerintah dalam pengelolaannya.

Ada banyak pekerjaan rumah di negara kita ini. marilah bersama-sama kita niatkan untuk memperbaiki yang tak baik, melenyapkan kebiasaan buruk yang masih tertinggal dalam budaya kita, serta menyatukan visi sehingga bias bersama-sama membangun bangsa. Bukankah sesuatu yang dikerjakan bersama bias menjadi lebih ringan?! Apalagi pekerjaan yang cukup berat.



0 comments: