banner

adakah unsur politis di balik kebijakan presiden dalam menurunkan harga BBM?

kabar baik bagi masyarakat Indonesia khususnya para pengguna BBM jenis premium dan solar. karena besok tanggal 15 januari atau mulai malam nanti pukul 00.00 wib pemerintah akan menurunkan kembali harga BBM untuk kedua jenis tersebut. besaran nilai penurunannya pun sama, yaitu Rp. 500 rupiah. dengan demikian, harga BBM jenis premium kembali ke harga semu;a sebelum terjadi penurunan akibat krisis global tahun lalu, yaitu sebesar Rp. 4.500 rupiah. dengan harga tersebut, maka pemerintah tidak lagi memberikan subsidi untuk kedua jenis BBM tersebut,dengan demikian, dana yang dialokasikan untuk subsidi pada APBN dapat dialokasikan untuk kepentingan lain.
adanya kbijakan penurunan harga BBM, mencuat sutu pertanyaan di masyarakat, apakah ada unsur politis di dalam kebijakan penurunan harga ini? seperti kita ketahui bersama, SBY bersama Jusuf Kala yang merupakan presiden dan wakil presiden saat ini berencana untuk kembali ikut dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada pemilu tahun ini. ada suatu komentar yang beredar bahwa kebijakan ini dikeluarkan semata untuk meningkatkan popularitas SBY yang mana tentu saja penurunan harga BBM membuat pandangan mayarakat umumnya bahwa presiden SBY telah berhasil dalam menjalankan pemerintahannya. pandangan ini tentu saja menjadi tren positif yang berguna untuk mendongkrak perolehan suaranya dalam pemilihan presiden nanti.
namun dibalik itu semua, sebagai masyarakat yang bijak, tidakkah kita dapat memandang hal ini dari cermin positif, cermin yang bersih, dimana kita memandang suatu hal dari manfaat yang kita dapatkan. bukankah penurunan harga memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat (walaupun tidak secara signifikan). bukankah suatu kondisi yang lebih baik bila kita membandingkan antara diturunkan harga dengan harga yang diturunkan. mengapa ketika harga naik menjadi permasalahan dan ketika harga turun juga dipermasalahkan. hal ini mencerminkan seakan-akan kita adalah masyarakat yang tak pandai bersyukur. selain itu, apakah mungkin krisis global yang sebelumnya menyebabkan harga minyak dunia melambung tinggi dan akhirnya turun drastis sampai saat ini berada dikisaran $ 40 dollar per barel merupakan akal-akalan SBY agar beliau dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat menguntungkan dirinya dalam pemilu nanti, saya rasa tidak mungkin.
memang, bila kita bertolak pada harga minyak dunia yang ada dipasaran, harga BBM di Indonesia memang seharusnya sudah lama turun. tetapi pemerintah memberikan statement bahwa mereka harus berhati-hati dalam menurunkan harga, jangan sampai salah ambil langkah. menurut M.Nuh yang menjabat menteri Komunikasi dan Informasi pada wawancara dengan salah satu stasiun swasta tadi malam, ia mengatakan bahwa pemerintah selalu melakukan evaluasi terhadap harga minyak dunia yang berada dalam keadaan inconsistent, sehingga tidak menjadi suatu kesalahan yang fatal serta lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. karena itulah mengapa pemerintah tidak sekaligus menurunkan harga BBM.
karena itulah, terkait dengan akan dilaksanakannya pesta demokrasi di Indonesiam baiknya kita berfikir jernih, saling mendukung bukan menajatuhkan, agar tercipta kondisi yang aman dan dinamis di Indonesia dan pelaksanaan pemilu nanti dapat berjalan dengan aman dan lancar.

by: Abng

0 comments: