Hal tersebut dikatakan Dirgo pada diskusi "Pertamina, antara Bisnis dan Politis", Sabtu (7/2), di Jakarta.
Sebagai national oil company, Dirgo mengatakan, Pertamina tidak bisa dilepaskan dari tiga aspek, yaitu politik, sosial, dan ekonomi. "Pertamina itu, 90 persen berbobot politik. Sedangkan bobot perminyakannya hanya 10 persen. Dalam konteks Pertamina, seharusnya pemerintah punya semangat untuk menancapkan Pertamina sebagai kepentingan nasional," ujar Dirgo.
Pandangan yang sama, juga disampaikan pengamat ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy. Ichsan berpendapat, selama ini Pertamina selalu diperlakukan sebagai sosok badan usaha yang harus patuh pada pemiliknya. "Kalau pemiliknya mau bikin rusak, ya rusak! Pertamina berada di dua sisi, bisnis dan politis," kata Ichsan.
Sementara itu, mantan Dirut Pertamina Ari H Sumarno enggan menanggapi sinyalemen politis di balik pergantian dirinya. Ia mengatakan, sebagai eks-pimpinan Pertamina, operasional perusahaan dijalankan dengan fokus pada entitas bisnis.
"Saya enggak mau masuk ke ranah politik. Masalah politisnya, saya enggak mau menanggapi," kata Ari singkat.
taken from: kompas
0 comments:
Posting Komentar